Bateeq Ikut Serta Dalam Seoul Fashion Kode 2018
Pada 17 Maret 2018, bateeq berpartisipasi dalam Seoul Fashion Kode (SFK) 2018, yang digelar di S-Factory di Seoul, Korea Selatan. SFK adalah sebuah pagelaran fashion show dan eksibisi tahunan yang menyediakan pentas bagi merek-merek fashion Korea Selatan dan internasional untuk menampilkan karya dan koleksi mereka. Dalam acara ini, CEO dan Direktur Kreatif bateeq, Michelle Tjokrosaputro, memperkenalkan koleksi Musim Gugur/Musim Salju terbaru dari bateeq dengan tema ‘Kelir’ — merujuk pada layar dalam wayang kulit – yang menggabungkan unsur-unsur budaya tradisional batik dan wayang kulit dengan desain moderen; sehingga menciptakan koleksi yang sangat orisinil.
Koleksi tersebut mencakup penerapan dua motif, Delikan, dan Lituhayu. Delikan — berarti bersembunyi dalam Bahasa Jawa — menekankan bahwa gambar dapat menyampaikan pesan-pesan penting seperti ajaran moral dan etika. Motif ini digabungkan dengan desain batik Kawung Prabu dan Banji. Kawung Prabu mulanya hanya diperuntukkan bagi keluarga raja karena melambangkan kekuatan dan keadilan. Motif Banji mengandung garis-garis lurus dan berpilin yang menyimbolkan cara menjalani hidup dengan ketegasan serta fleksibilitas.
Motif Lituhayu dibentuk menyerupai sosok burung gagak, dengan desain dari pakaian tokoh pewayangan Dewi Larasati. Dikombinasikan dengan motif batik Gringsing, desain ini menjadi lambang akan kemakmuran dan kesuburan.
Mempergunakan teknologi pemotongan dengan laser untuk penerapan teknik trompe-l’oeil, koleksi ini menghasilkan efek serupa siluet dalam menciptakan ilusi optik. Dengan begitu, ketika dilihat dari dekat setiap pakaian akan menampilkan gaya tersendiri dengan perbedaan tipis dalam tekstur, warna, dan desain.
Dalam menangkap tema warna yang terkait dengan musin dingin, bateeq menggunakan metode blok warna yang menggabungkan warna-warna berani bernada musim gugur — merah, oranye dan putih — dengan berbagai tingkatan warna biru dan hitam. Pewarnaan kontras ini semakin menampilkan keunikan desain tiap potong pakaian dalam koleksi tersebut.
Lebih lanjut, bateeq menggunakan koleksi ini untuk menunjukkan peningkatannya dalam penggunaan bahan ramah lingkungan seperti tencel yang terbuat dari selulosa bubur kayu dan sangat biodegradable. Koleksi pakaian ini juga menggunakan bahan woven jacquard yang terbuat dari wool-cupro, katun, dan poliester.
Dengan partisipasinya dalam Seoul Fashion Kode 2018, bateeq mengusung koleksi inspiratifnya yang berisi motif batik kontemporer dan tradisional ke panggung internasional; sehingga semakin mengibarkan bentuk seni kuno tersebut dalam industri fashion arus utama.